PERSONALIA KUA BATUCEPER


Kepala : Drs. PIPIN ARIPIN KARIM




Penghulu : Imam Abdul Kudus Nurul Yakin




Pelaksana:
Rama
Tika Atikah, S.Pd.
Titin Maemunah
Asenah
Dede Arief Yanti, S.S.
Wana
Buang Ismail




Penais :
Siti Asmaya, S.Ag.




Pengawas Pendidikan Islam:
H. Abas Basuni, S.Ag., M.M.
A. Syaehullah FR, S.Pd.




Senin, 07 Juni 2010

sumber http://www.manajemenqalbu.com

Pernikahan Idham dan Rani berlangsung lancar. Kawan-kawan kuliah keduanya banyak yang datang, walaupun resepsi itu dilakukan jauh dari kota dimana mereka berdua menuntut ilmu. Di sudut ruangan, tampak sekelompok akhwat sedang menikmati hidangan. Mereka sedang menggoda Rifa, sahabat Rani, kapan Rifa akan segera menyusul Rani. Ditanya begitu, Rifa hanya tersenyum, dan menjawab, “Jika saatnya tiba.”
Namun tak lama setelah kejadian itu, timbul perasaan-perasaan ingin mengitu jejak Rani di hati Rifa. Meski Rifa sendiri masih galau, apakah dirinya benar-benar sudah siap atau hanya ingin menikah????
Sahabat Muslimah…Banyak akhwat yang mengalami peristiwa yang dialami Rifa dalam ilustrasi diatas. Beberapa diantaranya rata-rata masih tercatat sebagai mahasiswi. Memang, menikah dini di kalangan mahasiswa akhir-akhir ini seolah menjadi trend yang sedang berkembang.

Sahabat Muslimah…Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang akhwat ingin segera mengakhiri masa lajangnya, antara lain:
1. Karena faktor usia
Banyak akhwat yang merasa gelisah karena usia yang sudah cukup untuk menikah, namun belum juga ditunjukkan siapa pendampingnya.
2. Melihat teman yang sudah menikah
Adakalanya, jika teman kita sudah menikah, mereka bercerita kepada kita, betapa indah dan menyenangkannya hidup berumah tangga, sehinga membuat kita ingin segera merasakannya.
3. Dipanas-panasi
Tak dipungkiri, di sebagian kalangan akhwat, salah satu topik favorit yang sering dibicarakan adalah seputar ikhwan dan nikah. Lambat laun, karena seringnya membicarakan hal itu, membuat hati sebagian akhwat kebat-kebit.
Apalagi jika sudah ditambah bumbu-bumbu tertentu. Itulah sebabnya mengapa kita dilarang untuk membicarakan hal-hal yang tidak perlu, karena bisa saja membuat hati kita kotor.
Sebagian lagi beralasan, mereka ingin segera menikah untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bukan alasan yang salah sebenarnya. Tapi acapkali, karena terburu-buru ingin menikah, banyak hal yang lupa dipersiapkan.
Sahabat muslimah… Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika kita memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Antara lain:
1. Kesiapan Pemikiran yang mencakup:
a. Kematangan Visi Keislaman
Hal ini dimaksudkan, agar pasangan suami istri mempunyai frame yang sama mengenai Islam sebagai dasar rumah tangga, agar rumah tangga benar-benar bernilai ibadah, tidak hanya sebagai pemuas kebutuhan biologis saja. Dengan ajaran Islam sebagai landasan rumah tangga, diharapkan, rumah tangga tersebut dapat menjadi rumah tangga yang sakinah mawaddah warrohmah.
b. Memiliki kematangan visi kepribadian
Disamping beragama secara kultural, banyak juga orang yang landasan keislamannya di bangun oleh emosi. Namun karena tidak dilandasi oleh pengetahuan Islam yang kuat, kadang membuat sebagian orang cepat futur, bosan dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi dalam rumah tangga, bisa menjadi sebab timbulnya kegagalan seseorang dalam berumah tangga.
2. Kesiapan Psikologis
Kematangan psikologis yang dimaksud adalah kematangan atau kesiapan tertentu secara psikis, untuk mengahadapi berbagai tantangan yang akan dihadapi selama hidup berumah tangga. Seringkali karena secara psikologis kondisi seseorang belum siap, membuat pasangan suami istri tidak siap dengan berbagai kondisi pasca nikah.
3. Kematangan Fisik
Ada beberapa hal yang menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan menurut Islam, yang berkaitan dengan fisik. Antara lain :
a. Seorang laki-laki atau wanita yang kan menikah harus yakin bahwa alat-alat reproduksinya berfungsi dengan baik
Karena salah satu sebab perceraian yang diperbolehkan dalam Islam adalah karena alat reproduksi pasangannya tidak berfungsi dengan baik.
b. Usia
Kita juga harus menyadari, bahwa secara fisik, kita benar-benar sudah siap menikah. Itulah kenapa sebabnya seorang wanita dianjurkan untuk tidak menikah dalam usia yang masih dini. Banyak kasus yang terjadi, dimana anak-anak yang baru keluar dari sekolah dasar (usia sekitar 12-13 tahun) langsung dinikahkan. Di Barat, ada survey yang membuktikan, bahwa orang-orang yang melakukan hubungan seksual terlalu muda, pada umumnya di atas usia tiga puluh tahunan akan mengalami hambatan-hambatan fisik.
Meskipun sekali lagi, tidak ada kriteria tertentu kapan seseorang menjadi matang secara fisik. Ada kasus-kasus tertentu, seperti halnya orang-orang tua zaman dulu, banyak yang tetap sehat dan memiliki keluarga besar, meskipun menikah dalam usia yang masih sangat muda.
c. Kesehatan
Sebelum menikah, usahakan mengetahui kondisi fisik dan kesehatan calon pasangan kita. Kalau bisa, ketahui juga kesehatan keluarga calon pasangan kita itu, karena biasanya ada penyakit tertentu yang merupakan penyakit keturunan.
4. Kesiapan Finansial
Perkawinan juga merupakan kerja ekonomi, tidak hanya cukup dengan cinta. Bukan berarti seorang muslimah harus materialistis. Namun hal ekonomi /finansial kadang menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Meskipun ada beberapa pasangan yang merasa cukup hanya dengan bekal cinta saja, akan lebih baik jika kita mempersiapkan finansial sejak jauh-jauh hari.
Sahabat muslimah… Menikah adalah sebuah Mitsaqan Ghalizhan, perjanjian yang sangat berat. Banyak konsekuensi yang harus dijalani suami istri dalam berumah tangga. Jangan pernah mengambil keputusan untuk menikah hanya karena ‘ingin’, sementara banyak faktor yang belum kita persiapkan. Jika sejak awal kita sudah mempersiapkan mahligai rumah tangga yang akan kita bina, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita rasakan. InsyaAllah. Maka, apakah sahabat sudah ingin menikah, atau benar-benar siap dengan pernikahan ???

Kehidupan seks setelah 5 tahun menikah

Kehidupan seks? Bagaimana kehidupan seks setelah ada anak-anak di kehidupan kita? Bila kita adalah orangtua yang setelah menikah begitu sibuk sehingga Anda hampir tidak punya waktu untuk memikirkan kebutuhan kita sendiri, terutama tentang kehidupan seks kita selepas 5 tahun pernikahan.
kehidupan seks setelah 5 tahun menikah
Hal ini nampak seperti kebutuhan kita sendiri tidak penting, anak-anak yang memiliki prioritas utama dan Anda harus melakukan apa pun untuk menjaga mereka.
Jangan tertipu! Kebutuhan seks adalah penting dan mengabaikan anak-anak tidak baik bagi siapa pun, bukan pasangan Anda dan jelas bukan anak-anak Anda. Tentu Anda tidak dapat melakukan semua hal, kehidupan telah berubah dan kesenangan datang dengan cara yang berbeda. Tapi sebagai orang dewasa dengan kebutuhan dewasa maka kehidupan seks memang harus dipenuhi.
Jadi bagaimana menemukan waktu dan energi untuk seks ketika ada begitu banyak hal lain yang menuntut perhatian Anda? Dibutuhkan sedikit perencanaan dan usaha lebih dulu, tapi Anda harus mengatakan kepada diri sendiri bahwa hal ini bisa terjadi dan sudah pasti akan terjadi.
Jadi bagaimana Anda berhubungan seks lagi? Rencana apa yang akan dilakukan? Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan :
  • Pandai mencari waktu seefektif mungkin. Mungkin pagi-pagi sebelum anak-anak bangun, mungkin segera setelah mereka telah pergi ke tempat tidur. Abaikan piring kotor, pakailah waktu yang sempit seefektif mungkin. Atau pada siang hari sewaktu anak-anak bermain. Anda harus meluangkan waktu semaksimal mungkin demi kebutuhan seks yang dahaga untuk dipenuhi.
  • Melakukan beberapa hal yang membuat Anda berpikir tentang seks. Hal ini bisa jadi sulit untuk mengalihkan otak Anda dari “dunia anak-anak” ke seks sehingga Anda mungkin perlu sedikit bantuan. Menonton film seksi, membaca fiksi erotis bersama-sama pasangan, berpikir kembali ke waktu ketika kau menikmati berhubungan seks “heboh”, kenapa tidak mencobanya lagi?
  • Mandi bersama. Ada sensasi tersendiri tentang telanjang bersama, basah dan saling menggosok/menyabuni pasanganmu.
  • Dan hal yang paling penting yang perlu Anda lakukan – jangan menyerah! Anda dapat menemukan cara untuk mewujudkannya.
Ketahuilah bahwa kebutuhan Anda penting dan Anda akan berfungsi lebih baik ketika kehidupan seks telah terpenuhi.
kehidupan seks setelah 5 tahun menikah
This entry was posted in Keluarga, Seks and tagged , . Bookmark the permalink.